2015: The Golden Sky After The Storm

Untitled

Haii semuayaa, ketemu lagi kita! How’s your new year vacation going on for you? Are you gonna have a new year party? Or are you just gonna spend your new year’s eve independently (read: alone) *sad laugh*? Okay sorry, let’s carry on.

2015 was one hell of a year. Banyak hal crucial yang mungkin bakal memengaruhi sifat dan perilaku gue di kelak dewasa nanti. Oh yeah, as a note for parents who are reading this, your kid’s behavior and character during teenage years will be a major factor to their personality when they become adults. So sebagai generasi penerus bangsa #asik, sudah tentunya kita harus memperbagus karakter kita. God I’m starting to talk like Brendan Rodgers. So yeah, after a heavy revaluation about my rather “dynamic” life this year, gue bakal nulis tentang tahun kisah kacrut gue di tahun 2015 XD.

Now for the starters, in the very early weeks of 2015 I was in a damned state of mediocrity or in other words, Chelsea Football Club (sorry Chelsea fans, but I hate ur club so screw youuu). Back to serious XD, in January-February 2015 I was so bad at school, like so very bad I came to the point where I completely don’t wanna learn. This was so messed up, I didn’t pay attention to my teachers thus causing me to miss a lot of things. Once I got nilai ceplok (0) in my Physics test (screw physics!). Even in English where I usually ace the scores, I only got like an average of 85 in homeworks and exams. Ultimately, my grades were FUBAR (f-up beyond all recognition).

Apart from those academic problems, I also have even worse social problems. Di masa-masa itu, gue sama sekali gak ngerti cara bergaul ataupun punya mindset yang baik buat bergaul. Sehingga, kepercayaan diri gue rendah banget. Alhasil, temen gue di masa-masa itu cuma hp (so sad right omg). Setiap hari gue di sekolah gak pernah ngobrol ataupun jalan bareng sama temen. Even when I did talk to them, I was not able to talk properly becuz of my low self-esteem. If today I meet my classmates from those times, they’d probably still see me as a freak XD. But nevertheless, I still managed to keep contact with some friends outside of class (wow cool right).

And time goes by, sekarang akan gue nyeritain masa-masa pertengahan semester 2. Di tengah semester kan ada UTS tuh, nah di masa-masa itulah gue mulai bangkit. Karena keberantakan gue di sekolah waktu itu, gue dipanggil guru BK. Yup, guru bimbingan konseling yang biasanya ngurusin anak-anak ribut (#naxbandel). Dalam konseling sama beliau, gue diajarin tentang percaya kepada diri sendiri. Di situlah, gue mulai dapet pencerahan #asik.

Setelah konseling tersebut, I felt a little spark in myself.

Tick, at that very moment, gue merasa kalo gue bisa melakukan apa saja. I believed in myself for the first time in my life.

Akhirnya, pas minggu sebelum UTS itu gue jadi on fire, kayak Liverpool musim 13-14 (I need to work on my analogies don’t I). Seminggu itu gue belajar terus, pr-pr yang belum dikerjain gue kerjain. Waktu itu pertama kalinya gue belajar secara “resmi” di atas meja. Sebelumnya gue kalo belajar itu sambil tiduran, heheh. Anyway, gara-gara belajar serius itu selama UTS gue gak ngerasa susah banget pas ulangan, nyonteknya gak banyak-banyak amat hueheheh. Although I didn’t get a lot of good scores, gue ngerasa kalo diri gue itu mampu meraih prestasi di sekolah. Alhasil, sehabis UTS gue mulai lebih teratur belajarnya.

Namun, walaupun dalam hal belajar gue udah lebih baik, dalam hal pergaulan gue belum dapet perkembangan besar. Gue belum bisa ngejaga perbincangan sama orang-orang kalo lagi ngobrol bareng, gue selalu keliatan “terpencil” .-.. Although, gue udah bisa mulai perbincangan dikit-dikit *sarcastic yayy*.

Singkat cerita, karena gue waktu itu punya image yang kurang menyenangkan, akhirnya sampe akhir tahun ajaran gue gitu-gitu aja. Namun, gue sekarang lebih percaya diri, dan setiap obrolan gue dengan orang lain udah bisa lancar. Ini sepele, but it’s the small victories that count.

Akhirnya UAS selesai, nilai gue ada peningkatan yang lumayan, nilai Bahasa Inggris gue jadi salah satu yang paling tinggi di kelas. Nah, setelah UAS dan karena waktu itu semester kedua, kelas gue ngadain perpisahan. Daaan sewaktu perpisahan itu gue lagi suka banget sama satu anak perempuan dari kelas gue yang way out of my league. Dan akal sehat gue yang cerdas dan sophisticated banget waktu itu punya ide untuk ngasih dia cokelat. I know, freaking great idea right!

Perpisahan diadakan di sebuah resort villa di Puncak yang masih hijau dan banyak hutan. So then in the acara perpisahan ada event “jurit malam”, jurit malam itu jadi anak-anak dikelompokin jadi beberapa kelompok dan disuruh nyari beberapa benda yang udah disebar sama panitia di area resort. Nah, pada malam itu gue dan 3 orang temen gue berpetualang bareng di komplek resort.

Jadi setelah berkeliling dan gak nemu satu barang pun, kami tiba di suatu ujung komplek yang ada sungainya. Dan tepat di saat itulah gue bener-bener ketakutan setengah mati. Gue ngeliat putih-putih kayak seprai di antara dua pohon, karena gue penasaran gue memutuskan untuk ngedeketin putih-putih itu, karena gue kira itu adalah salah satu benda yang harus diambil. And at that very moment, putih-putih itu nyaut gue dan melambai-lambai ke gue sambil ngomong dengan pelan “sini-sini”. Seketika gue langsung lari ke temen-temen gue. Man, I’m telling you, itu bener-bener serem, that’s why I’m telling you this. Ini pertama kalinya gue ngeliat, uh, hantu (?) di hidup gue. Gue tanya sama panitia, dan mereka bilang mereka gak naruh benda di sana. Itu kenapa gue yakin putih-putih itu hal supernatural. Gue nulis ini di review 2015 gue karena ini salah satu ingatan extraordinary yang gak bisa gue lupain XD.

Moving on, sekarang gue akan cerita tentang pemberian cokelat ke cewek yang gue bilang tadi. Sebetulnya setelah jurit malam itu gue udah berencana mau ngasih, tapi karena gue pria pemberani, akhirnya gue kasih keesokan paginya pas ditemenin seorang temen. Pas gue ngeliat dia di lobby resort yang lagi sepi, gue kasih deh itu cokelatnya. Ta daa.
Nah yang paling gue sesalkan dari hal itu adalah, gara-gara pemberian cokelat itu dia jadi agak “jijik” sama gue. I was kinda hoping we could be good friends, but nah. Tapi it was my own fault though, waktu itu gue sama sekali gak tau kalo image gue gak bagus di kalangan temen kelas gue. Hikmah yang bisa gue dapetin dari insiden itu adalah, jaga image dan kalo berinteraksi sama perempuan harus ngira-ngira, pfft XD.

And then, sehabis perpisahan rapot diambil, dan libur tiba. Di liburan ini, gue liburan ke sebuah kota kecil yang agak terpencil di utara Jawa yang bernama Cirebon *peace*. Di kota itulah, gue dapet pencerahan lagi.
So di Cirebon, gue ketemu beberapa temen yang menginspirasi gue untuk ngejar prestasi. Temen-temen ini cuma lebih tua beberapa tahun dari gue dan mereka udah punya banyak prestasi, juga skill bergaul mereka jauh lebih baik dari gue. Mungkin bagi beberapa dari kalian “skill bergaul” itu hal yang kecil, tapi bagi gue nggak. Menurut gue, kalo skill bergaul dan komunikasi lo bagus, hidup lo bakal lebih bagus karena orang-orang banyak yang mau bekerja sama dengan lo. So anyway, I observed them and I thought “Dang, gue bisa jadi lebih baik kayak mereka.”.

Maka dari inspirasi itulah, gue jadi bisa lebih percaya diri dan konsisten ngejar keinginan gue untuk memperbagus keterampilan dan karakter diri gue sendiri. Dari situ juga gue munculin ide untuk bikin blog ini.
And so, trip di sana selesai dan gue balik ke Jakarta. Liburan udah mau selesai dan tahun ajaran baru di sekolah mau mulai. Semalam sebelum masuk, gue agak ngerasa deg-degan karena mau sekolah. Tapi, rasa deg-degan itu gue lawan, gue berpikir kalo gue gak boleh ditaklukan sama ketakutan diri gue sendiri, gue harus berani *bravery intensifies*.

Keesokan hari, hari masuk sekolah tiba, gue bangun dan berangkat sekolah dengan kepercayaan diri dan harapan #eaa. Nah seriously though, gue waktu itu yakin gue bisa survive di kelas yang baru.

Akhirnya, gue masuk kelas. Gue nyari temen sebangku dann, anak cowok gak ada yang gue kenal XD, akhirnya gue duduk sendiri untuk hari pertama. Pas istirahat tiba, gue langsung nyari temen kelas gue sebelumnya, kita ngobrol-ngobrol dan basa-basi tentang kelas yang sekarang. Selama beberapa hari, waktu istirahat gue abisin dengan temen-temen gue yang dulu karena di kelas yang baru gue belum kenal siapa-siapa.

Hari kedua masuk sekolah tiba, pas gue masuk kelas baru untuk kedua kalinya, gue telat dan ada upacara, yap. Akhirnya gue ngibrit ke kelas, karena upacara, anak-anak udah baris di lapangan. Gue nyampe di kelas dan naruh tas di depan, karena bangku gue yang kemarin udah diisi orang.
Terus upacara selesai, gue balik ke kelas dan ngambil tas sembari nyari-nyari bangku kosong buat duduk. Akhirnya, gue nemu tempat duduk di sebelah anak cowok. Yang perlu gue sampaikan dari perkenalan gue dengan dia yaitu, dia anak yang bisa dibilang “populer” di sekolah.

Lama kelamaan, karena sering ngerjain kerja kelompok bareng dan sering ngobrol, kami jadi akrab. Dan karena dia anak populer yang lumayan sering bergaul, gue jadi ngerti gimana budaya pergaulan anak-anak sekarang (yes I was that gak gaul, ape lo). Besides that, 4 anak di depan belakang gue juga asik, gue jadi lebih sering ngobrol. Setiap ada kerja kelompok kami selalu ngobrol (tapi tugasnya dikerjain juga). Akhirnya, karena sering ngobrol gue jadi lancar dalam bergaul. Alhamdu? Lilaahh (what is this joke I can’t even). So from then on I am fully able to socialize with people (f yeah!).

Day after day, week after week, masa-masa di kelas yang baru berlalu. Sekarang udah pertengahan semester lagi, UTS udah dekat. Karena gue udah terbiasa belajar dengan serius, nggak sambil tidur-tiduran lagi, gue memutuskan untuk bikin rangkuman pelajaran. Teknik ini menurut gue teknik yang paling efektif untuk dapet nilai bagus, karena lu selagi nulis bisa nginget materinya. Alhasil, Alhamdulillah nilai UTS gue bagus semua, yang di bawah 85 cuma ada 3 dan untuk pertama kalinya, gak ada nilai yang di bawah KKM. Sewaktu itu gue agak surprised juga, karena gue dapet peringkat 20 dalam nilai total UTS dari sekitar 320an anak seangkatan :D.

That was my first academic achievement in freaking years. Gue jadi bahagia banget, plus juga sewaktu itu Jurgen Klopp jadi pelatih Liverpool yang baru (out of topic, tapi ini bagian dari cerita) and for some reason I like to associate myself with Liverpool, gue jadi makin seneng deh.

Semenjak waktu itu gue bertekad untuk menjadi konsisten dalam belajar. Dan Alhamdulillah juga itu berhasil, sepanjang sisa semester, gue jarang dapet nilai di bawah KKM. Selain itu, gue juga bisa ngumpulin semua tugas, pas setelah UAS gue gak dijadiin buron sama guru untuk nyusulin tugas. Muehehe, you have no power here now teachers!
So my quest for academic excellence is done, now I’m searching for a good friendship.

Di kelas gue yang sekarang, gue menemukan fakta bahwa gak ada bocah kampung atau biasa disebut “bopung” di kelas gue. Karena menurut beberapa orang, anak-anak dikelompokkan ke kelas sesuai dengan nilai karakternya. I was also so gracious about this, karena kehadiran bopung di hidup lo itu bisa ganggu banget.

Karena di kelas gue rata-rata anaknya baik-baik dan asik, gue jadi leluasa untuk ngobrol, akhirnya gue ke sana sini selama istirahat untuk deketin temen (not in that way).

Akhirnya deket lah gue sama satu anak ini, namanya dirahasiain, panggil aja Sangster. Nah Sangster ini anaknya baek banget, and when I say baek I mean really nice. Melalui Sangster ini gue jadi kenal banyak orang. Karena itu, sekarang ring pergaulan gue jadi lebih luas, seluas cinta gue terhadap Chelsea Islan (cheesy, but it’s the only joke I could think of, sorry). Selain pergaulan jadi lebih luas, gue juga jadi punya sahabat dan temen deket.
Bersama sahabat-sahabat itu lah, gue jadi ngerti value of friendship, karena sebelum gue kenal mereka gue cenderung anti-sosial. Yang bikin kami deket adalah, kami punya hobi bareng yaitu suka nyisir rambut + pake pomade pas pagi-pagi di toilet sekolah. Heheh, sebetulnya kami hobinya game sama anime dkk sih, cuma hobi nyisir itulah yang mempersatukan kita pertama kalinya :v.

Hari demi hari gue abisin sama mereka, akhirnya kami memutuskan untuk nginep di rumah gue selama 3 hari. Diputusin di rumah gue karena Ibu gue lagi gak ada di rumah, jadi kami bisa bebas. And dude those were the best 3 days of my life, selama tiga hari itu kami main game, nonton film (bukan yang aneh-aneh ya), dan gossip tentang kisah epic sekolah kita. Pada akhirnya acara nginep itu diakhiri dengan berenang XD.

Currently, I think I am at the highest point of my life. Thank God again for that.

For me, 2015 was a year about improvement. Baik improvement eksternal dan internal diri gue. Seperti yang gue cerita, skill akademis dan skill sosial gue meningkat jauh dari masa-masa dahulu. Selain itu, gue juga lebih sadar atas keadaan diri gue sendiri.

Pesan yang ingin gue sampaikan dari kisah kacrut gue ini adalah, you have to believe in yourself. No matter what happens, you are still completely able to overcome your problems. Don’t give a damn about people’s negativity. Dan juga, kalo lo mau improve diri lu sendiri tapi sering compare diri lo dengan orang lain, sebaiknya berhenti. Karena, lo dan setiap orang lain memiliki kondisi dan kemampuan yang berbeda. Mungkin temen lo ada yang pinter banget karena dia dibantu keluarganya buat belajar, sementara lu enggak. Jangan bersedih apalagi minder sama dia, tapi jadiin dia inspirasi biar lu jadi makin rajin belajar. Karena kalo lo terus ngebandingin dia dengan lo, gak akan ada gunanya sama sekali. Ernest Hemingway pernah bilang:

“There’s nothing noble in being superior to your fellow man; true nobility is being superior to your former self.”

Itu quote gue dapet dari film Kingsman XD, epic movie btw. Anyway, Keinginan gue untuk tahun 2016 adalah, jadi lebih konsisten, bisa manfaatin kesempatan yang didapet, dan lebih berani.

Jadi, mari kita buat diri kita lebih baik! Semangat terus dalam hidup, inget, pasti selalu ada kebaikan di dunia ini. OORAH!

 

Tinggalkan komentar