Review Film “Love You, Love You Not”

Hai, selamat datang di post blog gue yang ketiga. Di post kali ini gue akan menulis review film pertama gue. Film yang akan gue review adalah “Love You, Love You Not” yang diproduksi Multivision Plus dan dibintangi Chelsea Islan dan Hamish Daud, kedua aktor memerani peran utama dalam film tersebut.

Jadi pada hari Selasa, tanggal 11 Agustus kemarin, gue datang ke premiere film dan berkesempatan untuk menonton film lebih awal. First impression gue terhadap film ini sangat positif, terlihat dari posternya yang cerah dan terkesan segar. Bukan hanya karena ada Chelsea Islannya ya, tapi emang segar designnya. Film ini diadaptasi dari film Thailand berjudul “I Fine, Thank You, Love You”. Memang film adaptasi ini ditujukan untuk penonton usia muda seperti film yang diadaptasinya, candaan-candaan di film pun khas dengan cita rasa candaan remaja yang dikemas dalam adegan-adegan yang juga khas banget dengan selera remaja-remaja.
ClickHandler.ashx  – Poster film

Sinopsis film adalah sebagai berikut:
Sebuah komedi romantis, tentang Amira, guru les Bahasa Inggris, dan Juki, pemuda Betawi yang geragasan. Semua dimulai saat Suchin, gadis Thailand yang juga pacar Juki meminta bantuan Amira, guru les Bahasa Inggrisnya, untuk menyampaikan ke Juki bahwa mereka putus karena ia mendapat pekerjaan di Amerika.
Begitu Amira menyampaikan pesan Suchin, Juki tidak terima dan memaksa Amira mengajarinya Bahasa Inggris, agar bisa menyusul Suchin. Karena takut dengan Juki, mulailah Amira mengajar privat Juki. Sementara di saat yang sama, pemuda lain, Taufan, mendekati Amira.
Taufan berasal dari keluargat erpandang dan jago berbahasa Inggris. Walau Amira senang diajak pergi Taufan, ia lebih sering menghabiskan waktu bersama Juki dan teman-temannya Yosef, Slamet, Subur dan Ning pacar Yosef. Dunia Taufan dan Juki memang berbeda 180 derajat.
Makin sering bertemu, Amira makin jatuh hati. Tapi ia tahu tak mungkin menghalangi cinta Juki untuk menyusul Suchin. Juki juga sebenarnya merasakan hal yang sama dengan Amira, tapi ia sudah bertekad akan pergi menyusul Suchin.
Sampailah pada waktunya Juki mengikuti tes Bahasa Inggris sebagai tahap pergi ke Amerika. Akankah Amira menyatakan isi hatinya? Akankah Juki menyadari siapa sebenarnya cintanya? Dan bagaimana Amira menyikapi Taufan? Semua dibalut dengan bumbu komedi romantis penuh tangis dan banjir tawa. ”

Seems too long and revealing doesn’t it? Seharusnya sinopsisnya cukup: “Amira, guru Bahasa Inggris bertemu dengan Marzuki, pemuda Betawi yang geragasan saat Amira dipaksa mengajari Juki Bahasa Inggris. Namun, seiring waktu mereka mendapatkan perasaan atas satu sama lain. Perasaan apa dan seperti apa cerita mereka akan berjalan?”. And don’t even mention the trailer…. it’s more revealing than bikinis. Serius, gue setelah nonton filmnya iseng-iseng ngecek trailernya, ternyata itu kayak filmnya yang disingkat. Ceritanya keliatan penuh. Namun, hal-hal di atas adalah masalah bagi semua film-film di dunia, bahkan film Hollywood pun masih banyak yang trailernya terlalu revealing, jadi kurang ada “wow” factor dalam film. Semoga masalah ini cepat hilang.

Okeh, mari kita mulai review filmnya.
Jalan ceritanya ditunjukkan dengan lumayan halus, namun ada beberapa titik yang terkesan kasar. The things i like most about this movie are the lighting & camera angle, and Chelsea Islan’s expressive acting, and also this movie’s “fresh” atmosphere.
Sekarang kita review yang bagian “kurang baik” dari film ini. Like I said, sepanjang film lu bakal disuguhin jokes-jokes ala remaja alay, selain itu, ada lumayan banyak sex jokes yang berlebihan, dan acting pemain-lemain tritagonis yang even more alay. Tapi emang, film ini ditujukan untuk penonton anak-anak alay gitu, gue agak kurang suka karena jadinya beberapa bercandaan jadi berlebihan dan agak jayus. Di beberapa part film yang penting, lu harus siap-siap agak kecewa, bukan karena cerita namun karena efek visual background yang jelek (BANGET) untuk standar kualitas film bioskop, waktu nonton gue jadi gak bisa fokus karena buruknya efek tersebut. Selain efek visual, ada juga beberapa bagian yang background musiknya nggak halus, terkesan tiba-tiba dan membuat nggak nyaman dengan scene.

Walaupun dengan semua kejelekan film di atas, buruk/baik filmnya ada di tangan lu sendiri, kalau lu gampang ketawa, mungkin lu akan menganggap film ini oke, tetapi kalau lu selera humornya tinggi, gue sarankan jangan nonton ini deh, kecuali kalau lu fans Chelsea Islan kayak gue heheheh.

P.S.
Semua kritik yang gue sampaikan atas film ini bukan untuk menjatuhkan ataupun menjelek-jelekkan film, crew, serta penulisnya. Review ini gue buat karena gue percaya para pembuat film bisa melakukan jauuhh lebih bagus lagi dengan tema seperti film ini.

OVERALL:

Should you watch this movie? Up to you, terserah dengan selera film lo.

Rating: 5.5/10

Thanks buat membaca post gue, mohon maaf jika ada yang tidak suka dengan review ini, sekali lagi saya ucapkan terimakasih dan sampai jumpa di post selanjutnya.

Satu respons untuk “Review Film “Love You, Love You Not”

Tinggalkan komentar